This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Minggu, 14 Oktober 2012

Jihadlah, Berjuang Membela Mustadl'afin


"Mengapa kamu tidak mau berperang dijalan Alloh dan (membela) orang-orang yang lemah" (QS. An-Nisa' [4] : 75).

Imam Ibn Katsir menjelaskan, ayat ini mendorong kaum muslimin untuk selalu siap berperang di jalan Alloh dan membela kaum mustadl'afin; orang orang yang tertindas/lemah. Secara khusus yang di maksud mustadl'afin dalam ayat ini adalah orang-orang Islam di Makkah yang tidak mampu brhijrah ke Madinah (rujuk QS. An-Nisa' [4] : 98).

Akan tetapi sesuai dengan kaidah beripikir islam (ushul fiqih/ushul tafsir), 'ibroh (pelajaran/kesimpulan) itu tidak diambil dari latar belakang sebab yang khusus, melainkan dari bentuk lafazh yang umum (al-'ibroh bi 'umumil-lafzhi la bikhushusis-sabab). Jadi meskipun yang di maksud mustadl'afin dalam ayat ini adalah orang-orang Islam di Makkah yang tertindas oleh orang-orang kafir sehingga tidak bisa bebas beribadah, tetapi disebabkan lafazhnya umum tanpa menyebutkan kata 'Makkah' maka jadinya tertuju kepada semua mustadl'afin yang hidupnya tertindas.

Kita semua pasti sepakat, bahwa kaum mustadl'afin tersebut saat ini terdapat juga di Indonesia. Mustadl'afin dalam berbagai dimensi, baik itu dimensi agama maupun dimensi dunia. Dalam dimensi agama, saat ini umat Islam yang mayoritas "dipaksa" oleh sesama penduduk Indonesia sendiri untuk tidak bebas menjalankan syari'at Islam. Dalam dimensi dunia, banyak umat Islam yang saat ini jangankan hidup layak, unutuk hidup mendekati layak pun mereka tidak kuasa mencapainya. Padahal sangat kasat mata terlihat hotel-hotel berbintang, mall-mall eksentrik, rumah sakit-rumah sakit mewah, apartemen-apartemen bertingkat, dan gedung-gedung perkantoran pencakar langit berserakan di penjuru negri ini yang melambangkan kemewahan hidup. Tidak pula didapatkan para pejabat negri ini yang hidupnya sederhana seperti halnya Abu Bakar, 'Umar, 'Utsman, 'Ali, apalagi seperti Rosululloh Saw. Sebuah pertanda jelas bahwa sebagian penduduk negri ini secara tidak langsung "menindas" kepada penduduk lainnya yang mustadl'afin.

Umat Islam dengan demikian haram berpangku tangan membiarkan kondisi ini terjadi dengan dalih: "Itu semua sudah taqdir". Karena Alloh SWT sudah mengingatkan: wa ma lakum la tuqotiluna fi sabilillah wal-mustadl'afin. Segera sisihkan anfus kita; tenaga, waktu, agenda kesibukan, untuk turut memperhatikan dan membantu mereka. Demikian juga, sisihkan amwal kita; harta kekayaan, uang gaji, tabungan, untuk mengangkat derajat mereka agar tidak lagi menjadi mustadl'afin.